18 November 2010

baru dibilangin

baru aja dibilangin, aku udah jatuh lagi, terpuruk lagi.
impian yang udah selangkah didepan mata, harus hancur lagi.
rasanya kayak ngebuat istana dari kartu, pas udah selesai fondasinya, robohlah dia.
hiks.sedih.
harus mulai semuanya dari awal lagi.
kehilangan orang yg dianggap sepaham, my partner in crime.
yaah, we dont share the same dream anymore.
hhhh. dia udah dewasa.
aku bilang gini loh kedia
"tau gak, apa perbedaan anak-anak dengan orang dewasa?"
"apa?"
"anak-anak membuat impian mereka terdengar sederhana.membuat mimpi mereka terasa bisa dijangkau. sementara orang dewasa membuat impian mereka rumit dan membuat berbagai cara yang mereka sebut perencanaan untuk mewujudkan mimpi mereka. untuk kemudian menyadari bahwa impian mereka terlalu muluk dan sulit dicapai. kemudian mereka merendahkan impiannya sedikit demi sedikit, menuju titik yang mereka sebut realistis."
"........"

kereeeen. kadang-kadang aku heran dan takjub sama kata-kata yang keluar dari mulutku sendiri,
soalnya kadang-kadang otak sama mulut aku gak sinkron, mulutku suka bilang kata-kata yang aku sendiri kaget sama apa yang dibilangnya. sering terjadi, aku nyuruh orang ngulang apa yang aku bilang sebelumnya, bukan karena aku mau ngecek mereka nyimak, tapi karena aku udah lupa apa yang sebelumnya aku bilang, padahal keren.
hehehe.

oke.
back to main topic.
istana kartu ku roboh lagi.
aku harus nyari partner baru, yang punya misi dan visi yang sama, yang sama gilanya sama aku (kalo yg ini, kayaknya bakal susah banget dicari)
sebagian otakku blg inilah saatnya buat berhenti cha.
tapi sebagian lagi bilang, lah, bukannya tadi bilang, kalo jatuh, berdiri aja lagi. jadi, buat apa menyerah?
inikah orang yang ngomong kata2 keren diatas?
gitu.
jadi yang menang ya sisi optimis.
lagipula, bukankah pengecut namanya, untuk lari dari mimpi sendiri?

Featured